RADIOFOTOGRAFI
Pengembangan film (rdiag05a)
Emulsi film berisi kristal halida AgBr (95%) dan AgI (5%). Defek kisi kristal diakibatkan oleh kehadiran AgS, yang akan berfungsi sebagai sensitivity speck.Ion Ag+ terakumulasi di dalam kristal, namun ion Ag+ yang berasal dari defek kristal akan berada pada permukaan kristal.
Citra latent
Elektron dalam perak halida yang tidak terikat erat dapat menyerap energi foton datang, dan bergerak sebagai elektron bebas dalam emulsi. Elektron bebas ini dapat bertemu dengan Ag+ membentuk Ag netral.
Br- + hυ→Br + e-
Ag+ + e- → Ag
Pembentukan dua atom Ag kompleks mempunyai stabilitas termal lebih tinggi dibanding dengan atom Ag tunggal. Dua atom Ag yang terbentuk disebut fase nukleasi pembentukan citra latent. Fase nukleasi akan menarik elektron dan Ag-sehingga terjadi fase pertumbuhan citra latent.
Dalam pengembangan, perak halida yang terkena radiasi merupakan katalisator reaksi, yang akan mereduksi ion Ag-dalam grain menjadi Ag.
Film Procesor
Film procesor otomatik harus memberikan hasil yang konstan, dari satu film ke film berikutnya, dan dari hari ke hari. Reaksi kimia pada umumnya tergantung pada suhu dan konsentrasi zat kimia. Oleh karenanya procesor mengontrol keduanya. Suhu yang cocok untuk pengembangan film sekitar 35 °C (95 °F). Setiap film dengan panjang 35 cm masuk, sekitar 65 ml developer dan 100 ml fixer dipompakan kedalam bak/tangki procesor. Selain itu procesor juga mengatur kecepatan gerakan film dalam bak/tangki. Waktu yang dibutuhkan oleh film dalam setiap bak/tangki diatur oleh panjang lintasan film dalam bak masing-masing, yang ditentukan oleh kedalaman bak/tangki dan laju gerakan film.
Proses pengembangan cepat
Proses pengembangan film di radiologi umumnya sekitar 90 sekon, namun di tempat lain misalnya untuk bagian darurat memerlukan waktu yang lebih pendek. Roller penggerak film dalam prosesor dapat dipercepat, sehingga waktu pengembangan dapat mencapai 45 sekon. Untuk perubahan waktu, diperlukan peningkatan konsentrasi dan/atau suhu larutan pengembang.Biasanga untuk meningkatkan waktu pengembangan menjadi 45 sekon, suhu dinaikkan sampai sekitar 38°.
Kamera laser
Kamera laser digunakan digunakan dalam sistem pencitraan digital, seperti CT dan MRI. Film yang dipakai dengan kamera laser mempunyai grain emulsi dalam bentuk kubus, yang tidak sama dengan film-screen yang mempunyai grain emulsi dalam bentuk tabular. Komputer mengontrol posisi dan intensitas berkas laser selama scanning permukaan film. Cahaya laser membentuk citra latent pada film seperti yang dibentuk oleh intensifying screen dalam kaset. Beberapa kamera laser langsung dihubungkan secara otomatis dengan prosesing unit. Ada lagi kamera laser yang dapat ekspos film, dan kemudian mengeluarkan film dalam keadaan tertutup rapat bebas cahaya, yang selanjutnya dapat dikembangkan dalam suatu prosesor.
Proses kering
Procesor kering, seperti kamera laser dipakai untuk produksi citra pada modalitas digital, seperti USG, radiografi digital, CT, dan MRI. Biaya pembuatan citra pada film dengan proses kering lebih tinggi dibanding dengan film basah.
Ada beberapa teknologi proses kering, yang tergantung pada manufaktur. Salah satunya menggunakan karbon sebagai pengganti grain perak halida. Teknik bukan fotografik tetapi adherografi. Film berisi imaging layer dan a laser-sensitive adhesive layer, yang disandwich diantara dua lembar polyester. Imaging layer merupakan matriks partikel karbon dan polimer. Pada saat laser scan/menyapu film, cahaya laser difokuskan pada lapisan adesif yang sensitif sinar laser. Sensitisasi termal laser mengakibatkan terjadinya adhesi lapisan karbon pada dasar film polyester. Setelah eksposi laser, kedua lapisan polyester luar terpisah, membentuk citra negatif dan positif. Citra positif kemudian dilindungi dengan lapisan proteksi yang selanjutnya menjadi citra pada film, dan lapisan negatif dibuang.
Procesor kering lain menggunakan kristal perak halida, yang penyapuan sinar laser akan memberi energi termal, yang akan mengembangkan kristal perak halida. Kristal perak halida yang tidak dikembangkan akan tetap pada lapisan film, yang selanjutnya dengan pemanasan (disimpan dalam gudang dengan suhu tinggi) dapat membuat masalah/mengganggu dalam stabilitas citra.
No comments:
Post a Comment